Memang harus kita akui ada diantara (oknum) generasi muda saat ini yang mudah emosi dan lebih mengutamakan otot daripada akal pikiran. Kita lihat saja, tawuran bukan lagi milik pelajar SMP dan SLTA tapi sudah merambah dunia kampus Atau kita jarang (atau belum pernah) melihat demonstrasi yang santun dan tidak menggangu orang lain baik kata-kata yang diucapkan dan prilaku yang ditampilkan. Kita juga kadang-kadang jadi ragu apakah demonstrasi yang dilakukan mahasiswa murni untuk kepentingan rakyat atau pesanan sang pejabat.
Selain itu, berita-berita mengenai tindakan pencurian kendaraan baik roda dua maupun empat, penguna narkoba atau bahkan pengedar, pemerasan dan perampokan yang hampir setiap hari mewarnai tiap lini kehidupan di negara kita tercinta ini banyak dilakukan oleh oknum golongan terpelajar.
saya sebagai generasi muda sangat prihatin dengan keadaan generasi penerus bangsa pada saat ini yang seharusnya mereka bisa menjalankan tugasnya sebagai seorang pelajar harus melakukan suatu tindakan yang seharusnya tidak perlu dilakukan. sedangkan apa bila dilakukan hanya akan membuang-buang waktu saja sedangkan mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan dan apa yang mereka bicarakan.
saya dilahirkan, dibesarkan, dididik, diberi pengertian, diajari perilaku seperti: sopan santun yang baik, cara bicara yang sopan, berpakaian yang rapi, agar beriman dan beribadah kepada tuhan. walaupun semua itu memakan waktu yang sangat lama.
sebenarnya pendidikan pada hakekatnya adalah alat untuk menyiapkan sumberdaya manusia yang bermoral dan berkualitas unggul. dan sebenarnya semua itu adalah reflek yang nyata yang telah kita lihat sebagai pendidikan yang telah disumbangkan untuk para generasi muda yang nantinya akan berkembang atau tidak. bahkan akan maju atau akan mundur.
seperti sekarang ini yang semakin lama semakin sangat sulit untuk dilakukan oleh setiap para pelajar yang setiap tahun mereka harus berusaha menempuhpendidikan selama 9 tahun. sedangkan setiap tahun banyak sekali perubahan pada setiap cara pelajar disekolah yang sekarang setiap pelajar harus digantungkan dengan nilai-nilai atau standar- standar kompetensi yang selalu berubah.
sebenarnya perubahan pada pendidikan nasional bukan hanya berlaku pada kurikulum saja. peningkatan fasilitas juga harus berjalan seperti: perbaikan sekolah yang sudah tidak layak dipakai. anggaran pada gaji guru yang harus dinaikkan. namun kalau pendidikan belum memiliki sifat-sifat diatas, maka perubahan-perubahan tersebut hanya akan sia-sia saja. bahkan apa yang telah dilakukan hanya akan membuang-buang waktu saja.
perilaku adil dan tidak pilih kasih contohnya saja ada seorang guru yang hanya memperhatikan anak ynag pintar saja sedang yang bodoh mereka biarkan begitu saja terombang ambing. seorang guru seharusnya tidak pilih kasih atau hanya memperdulikan anak yang pintar saja. seorang guru yang baik harus bisa membagi kasih sayang dan perhatiannya kepada siswa yang lainnya bukan hanya membiarkannya begitu saja.
Kalau kita menginginkan generasi penerus yang bermoral, jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berperilaku santun, bermoral, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok. Maka semua pejabat yang memegang jabatan baik legislative, ekskutif maupun yudikatif harus berbenah diri dan memberi contoh dulu bagaimana jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berperilaku santun, bermoral, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok kepada generasi muda mulai saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar